Jumat, 22 November 2013

OBVIOUSLY DIFFERENT BETWEEN US


Kami sebagai Team Consultant kadang suka mengadakan forum / meeting baik itu formal atau informal, kami selalu membicarakan atau mendiskusikan hal tentang perkembangan konstruksi di Indonesia dan dunia, bisa mengenai teknologi terbaru konstruksi berupa bahan materialnya, arsitektur bangunan yang rumit sampai hal-hal kecil yang sering terjadi di Indonesia.

Mulai dari material terbaru yang menarik yaitu pembuatan Concrete menggunakan BIO-FUEL WASTE (Limbah Bio Fuel) sebagai campurannya. Dan ternyata membuat kekuatan beton menjadi tahan lama (Durable) dan kuat, selain itu juga dapat mengurangi emisi karbondioksida (CO2) di bumi, bahan-bahan tersebut disebut "Lower Carbon Footprint". Bahan-bahan tersebut banyak sekali ditemukan di Indonesia seperti "wheat straw/Jerami gandum" ,padi, dan "corn stover/gilingan jagung" dan limbah bio lainnya.

Teknologi yang lain adalah yaitu perkuatan struktur dan recovery struktur, kita tahu sebuah bangunan mempunyai umur rencana, seringkali bangunan yang sudah melebihi umur rencana pasti akan mengalami kerusakan pada struktur-struktur utamanya, contohnya seperti kolom (Column) dan balok (Beam) bangunan yang mengalami keropos, retak dsb.

Maka ditemukanlah metode perbaikan beton dan perkuatan struktur, memang metode tersebut banyak caranya, namun yang membuat kami tertarik adalah metode perkuatan CRP (Carbon fibre Reinforcement Polymer), sebenarnya ini metode yang sudah lama dipakai mulai tahun 2002 di Amerika Serikat, tapi kami akan bahas sedikit saja. Bahan tersebut berupa bahan serat yang mampu menahan tarikan , memperbaiki dan mampu menambah kekuatan dari luar kolom (External Column).

Bahan fiber ini adalah pita BASF yang dulu digunakan sebagai pita kaset rekaman, dan sekarang digunakan untuk membungkus dan memberi kekuatan pada kolom/balok struktur yang rusak. Informasi ini kami dapatkan ketika kami mendapat project audit kekuatan struktur yang mengalami kerusakan, dan kami mendapatkan kontraktor untuk memperbaikinya.

Hal berikutnya yang kami bahas mungkin bisa dikatakan sebuah Ironi di masyarakat Indonesia pada saat ini, sering terdengar di mana pun tertera kata-kata "Jasa Borong Bangunan Murah" atau "Jasa Bangun Murah" yang dilontarkan pelaku jasa konstruksi, entah itu mungkin dari yang namanya "Pemborong" . Maksud kami adalah bukan untuk mendiskreditkan para "Pemborong" tersebut, tetapi bagaimana mungkin mereka bisa menetapkan harga yang sedemikian bagus hanya karena untuk menarik para calon konsumen, sedangkan pekerjaan konstruksi itu bersifat unik dimana harus ada pengendalian atas biaya project. Akhirnya dengan landasan kata murah tersebut maka hasil / result project konstruksi owner kadang mengecewakan dan lebih parahnya lagi owner sering terjebak dengan pembengkakan biaya project.

Semua bisa menjadi kontraktor atau pemborong, bahkan lulusan SD,SMP, atau bukan dari institusi pendidikan Teknik Sipil (misal jurusan akutansi,sastra dll) pun bisa menjadi pelaku jasa konstruksi, bahkan orang pemerintahan atau mungkin hanya pensiunan PNS pun bisa menjadi pelaku jasa konstruksi. Kami sering menjumpai hal ini , makanya kami tidak mau sembarangan menunjuk para pelaksana konstruksi untuk project yang kami kerjakan.

Kontraktor dan pemborong yang non-engineer memang hanya bermain pada harga saja, kadang mereka tidak mempunyai kemampuan untuk manajemen project seperti perhitungan kekuatan struktur, pengendalian biaya project dsb. Selebihnya hanya berbekal pengalaman.

Sampai kapan pelaku-pelaku jasa konstruksi non-engineering ini menjamur di Indonesia ?, seiring dengan perkembangan yang bagus di bidang usaha konstruksi. Dan sampai kapan banyak konsumen yang merasa kecewa dengan mereka?, meskipun tidak semuanya.

Mungkin untuk para calon Project Owner , diharapkan lebih berhati-hati dalam memilih jasa pelaku konstruksinya, apakah memang layak dijadikan pelaksana project atau tidak.

Disinilah kami bertugas untuk ikut andil sebagai konsultan yang diharapkan mampu membimbing dan mendampingi para calon Project Owner agar project konstruksi dapat direalisasikan dengan baik.

Itulah yang membedakan kami sebagai Engineer (Perekayasa) dengan pemborong  (non-engineer)


BIOFUEL WASTE FOR CONCRETE MIXING.

WHEAT STRAW




CFRP (CARBON FIBER REINFORCEMENT POLYMER)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar